Ikan
koi pertama kali dikenal pada dinasti Chin tahun 265 dan 316 Masehi. Koi dengan
keindahan warna dan tingkah laku seperti yang kita ketahui saat ini, mulai
dikembangkan dijepang 200 tahun yang lalu dipegunungan Niigata oleh petani
Yamakoshi. Pemulian yang dilakukan bertahun – tahn menghasilkan garis keturunan yang menjadi standar penilaian koi. Nishikigoi adalah nama jepang untuk Koi.
Yamakoshi. Pemulian yang dilakukan bertahun – tahn menghasilkan garis keturunan yang menjadi standar penilaian koi. Nishikigoi adalah nama jepang untuk Koi.
Pada tahun 1914, ketika Niigata Koi memamerkan dalam suatu expo, mulailah terjadi demam memelihara koi diseluruh jepang. Hobi memelihara ikan koi tersebar keseluruh penjuru dunia setelah kantong plastic dan sarana transport sudah memadai untuk pengiriman ikan dengan selamat.
Memelihara
ikan koi adalah hobi yang menyenangkan da diyakini dapat mengurangi tingkat
stress. Ikan koi adalah ikan yang pintar dan bisa diajarkan untuk makan dari
tangan kamu. Namun kadang seperti ikan rakus yang akan memakan apa saja yang
kamu lemparkan ke kolam.
Koi juga
bisa mendengar dan akan merespon suara – suara, terutama suara dari pemiliknya.
Penghargaan
terhadap nilai ikan koi berkembang dengan pesat. Ikan koi kecil lebih mudah
mati, namun untuk memelihara ikan koi sampai ukuran 70cm adalah juga latihan
yang cukup mahal.
Memelihara
ikan koi dapat menjadi suatu obsesi, karena warna, penampilan fisik dan
nilainya yang mengesankan, dan dapatmenjadi obsesi tersendiri untuk mendapatkan
ikan koi cantik yang labih bagus dan lebih bagus lagi.
Umumnya ikan
mencapai ukuran 50% dari panjang ukuruan ikan koi dewasa dalam 24 bulan,biasanya
pertumbuhannya tergantung dari besarnya kolam. Juga factor lain seperti
kualitas air, oksigen, filtering, dan makanan. Garis keturunan ikan koi juga
sngat berpengaruh erat dengan kualitasnya.
Rata – rata
ikan koi bisa hidup antara 20-30 tahun. Ikan koi adalah ikan hidupnya
berkelompok. Ikan koi suka perhatinan dari manusia dan sebenarnya mahluk yang
punya rasa ingin tahu yang luar biasa.
Keberadaan
ikan koi melewati proses panjang. Pada awalnya para peternak menghasilkan ikan
koi yang hanya mempunyai satu macam, yang hitam disebut karasugoi dan sumigoi,
warna putih disebut shiromuji, warna kuning disebut kigoi, warna merah disebut
benigoi, higoi, akagoi, warne keemasan disebut kingoi, warna keperakan disebut
gingoi. Dari koi warna polos inilah lantas muncul koi dengan warna; ikan koi
tiga warna, dan ikan koi ‘orak-arik’ dengan warna atau populer dengan multi
warna.
Ikan koi
dengan dua warna yang cukup digemari misalnya saja kohaku yaitu ikan koi yang
mempunyai badan berwarna dasar putih dengan bercak merak di atas warna
dasarnya. Bercak warna merah ini bisa bervariasi Jetaknya. Namun persona yang
ditimbulkannya lebih menonjol dibandingkan ikan koi yang mempunyai satu warna.
Ikan koi dua warna lainnya cukup diminati misalnya saja Shiro bekko yaitu ikan
koi yang dasarnya putih dengan belang berwarna hitam. Kemudian ikan koi Shiro
utsuri, yang merupakan kebalikan dari Shiro bekko, karena warna dasar badan-nya
berwarna hitam dengan belang berwarna putih. Ikan koi Hi utsuri mempunyai badan
berwarna hitam dengan belang berwarna merah, merupakan kebalikan dari Aka bekko
yang mempunyai badan berwarna dasar merah dengan belang berwarna hitam.
Selain ikan
koi dengan dua warna, ikan koi dengan tiga warna pun banyak diminati. Adapun
yang banyak dilirik para hobiis diantaranya Taisho-sanke. Taisho-sanke
mempunyai perpaduan khas, karena badannya yang berwarna dasar putih dihiasi
dengan bercak – bercak berwarna merah dan hitam yang sangat kontras. Sebaliknya
Showa-sanke pun banyak juga peminatnya karena warna dasar badannya yang hitam
itu sungguh indah ketika warna putih dan merah turut melumuri sekujur badannya,
sehingga lengkaplah sebagai ikan koi tiga warna yang menghiasi kolam kita.
Contoh dari
koi multi warna misalnya Goshiki yang mempunyai lima unsur warna yang sangat
memikat selain ikan koi yang sudah disebutkan diatas, ada juga yang sangat
memikat, misalnya Aka hijiro yang hanyak siripnya saja warna putih sedangkan
sekujur badannya berwarna merah darah.
Kemudian ada lagi Ogon yang warnanya kuning keemasan, Hi-showa yang
warna dasarnya hitam dengan kombinasi warna merah yang sangat kontras dan
dilengkapi dengan beberapa bagian yang berwarna putih. Ada juga ikan koi warna
punggungnya biru, tapi perutnya warna merah yang populer dengan nama Asagi. Ada
juga yang mirip Asagi, tapi perutnya tidak bersisik, hanya bagian punggung saja
yang bersisik.
Konon ada
jenis Kohaku ( warna dasar putih dengan bercak merah ) yang sangat terkenal,
kerana kombinasi warna yang unik. Ikan koi yang populer sebagai Tanchokohaku
mempunyai bercak lebar berwarna merah hanya pada kepalanya, sedangkan sekujur
badannya berwarna putih. Tentu saja ini unik dan menarik minat hobis sehingga
harganya mahal. Karena kombinasi warna itu sangat mirip atau mengingatkan kita
pada bendera DaiNippon. Ada uga yang agak mirp dengan itu, tapi pada
punggungnya terdapat bintik – bintik hitam, yang di-kenal nama Tancho-sanke.
Bagaiman
denga ikan koi lokal kita? Agaknya ikan koi lokal kita tidak kalah beragamnya
dibandingkan dengan ragam warna ikan koi jepang. Hanya saja mengharapkan ikan
koi lokal semenarik ikan koi jepang memang butuh waktu yang masih lama. Standar
penilaian ikan koi Jepang rasanya memang masih jauh hendak dipakai untuk ikan
koi lokal. Namun demikian kita jangan berkecil kecil hati dengan warna- warni
ikan koi lokal yang belum “sepekat” ikan koi jepang, karena ada beberapa
keunggulan ikan koi lokal yang patut dibanggakan. Ikan koi lokal dengan segala
keterbatasan masih pantas dipajang di kolam taman, asalkan bentuk badannya
sehat, bulat penampang depannya, dan tidak cacat fisiknya.
Kita boleh
berharap bahwa ikan koi yang asli Indonesia ini lebih akrab dengan lingkungan
hidup alamnya, entah itu airnya atau kan-dungan
bahan organik. Yang jelas kita tidak perlu khawatir dengan luntumnya
warna ikan koi seperti yang sering menjadi momok bagi pemilik ikan koi impor.
Ikan koi lokal ralatif mau menerima berbagai jenis makanan selain pellet,
sekali lagi, tanpa efek sampingan, yang jelas”tabu”bagi ikan koi impor.
0 komentar:
Post a Comment