Tingginya angka kematian ikan
hias piaraan selain dipengaruhi oleh penyakit, juga ditentukan lancarnya atau
tidaknya suplai makanan yang baik dan disukai ikan tersebut. Makanan yang
paling cocok untuk ikan hias saat ini adalah makanan alami.makanan alami bisa
dikatakan makanan yang diperoleh dari alam, misanlnya diperairan umum,atau
mengkulturnya sendiri.
Makanan alami ini biasanya
berupa binatang renik seperti cacing-cacingan, larva serangga, dan udang renik.
Ukuran bermacam – macam, sehingga dapat diberikan sesuai ukuran tubuh dan umur
ikan tersebut. Masalah yang timbul ketika perternak ikan hias tentu agak sulit
untuk mengandalkan makanan alami buruan, terlebih – lebih harus memberinya.
sebab, tak selamanya kita memiliki waktu untuk memburunya. Kalau mau member
tentu harus punya modal yang disiapkan. Peternak yang mengandalkan makanan
alami ini sudah pasti akan mempertipis keuntungannya.
Nah salah satu cara termudah menyediakan
makanan alami yang dikenal ampuh membongsorkan ikan ialah dengan jalan
mengkulturnya di sekita kolam ikan tersebut. Cara mudah saja.biayanya pun
bolehdibilang ringan. Hanya saja, sebelum kita terjun mengkulturnya ada baiknya
kita kenal dulu jenis – jenis makanan alami itu berikut dibaeah ini
kelebihannya masing – masing.
Jenis – jenis makanan alami untuk ikan hias
Dikalangan pembudidaya ikan
hias ada beberapa jenis makanan alami berprotein tinggi yang lazim diberikan
kepada ikan hias. Di antaranya :
Infusoria
Infusoria ialah protozoa (
binatang bersel tunggal ) yang sangat
cocok diberikan sebagai makanan ikan hias ukuran kecil ( benih ) setelah kunign
telurnya habis. Protozoa ini kebanyakan hidup di air tawar seperti kolam,
sawah, rawa, dan perairan tawar tergenang lainnya. Di sawah, infrusoria
ditemukan di antara jerami padi setelah selesai panen. Sedang dikolam atau
rawa, terdapat di antara tanaman air.
Dalam kelompok infusoria ini
kita kenal antara lain jasad – jasad renik ciliaata yang bersel satu dan
berbulu getar di sekujur tubuhnya. Jenis yangpaling seting kita temukan ialah Paramaecium.ciliataini
berkembang biak dengan dua cara yang berbeda, yaitu, dengan pembelahan sel dan
konjugasi. Cara pembelahan sel dilakukan jika lingkungannya baik, dan merupakan
cara perkembanganbiakan yang cepat. Sedangkan cara konjugsi dilakukan sebagai
refresing ( penyegaran ) dengan jalan bertukar dan berbaurnya inti sel dari dua
sel induk yang berbeda.
Infusoria ini mampu tumbuh dan
berkembang biak dengan cepat di lingkungan yang sedang tercemar dan mengalami
proses pembongkaran sisa bahan organik. Makanan mereka berupa bakteri, ganggang
renik, ragi, detritus yang halus, dan juga protozoa yang lebih kecil.
Rotifera
Rotifera ( rotatoria ) adalah
sekumpulan jasad renik yang tubuhnya mempunyai korona ( semacam tajuk mahkota )
bulat yang berambut getar. Tajuk ini mirip roda, dan kerena itu pula ia disebut
rotifera. Rotifer sendiri sebenarnya merupakan salah satu kelas udang renik
dari filum Trochelminthes. Ukurannya antara 50 – 300 mikron.
Jenis rotifer yang sering
ditemukan ialah Brachionus. Tapi Brachionus air tawar berbeda
dengan yang ditemukan di air payau dan air laut. Makanan Brachionus
terdiri dari genggang renik, ragi, bakteri, dan protozoa yang diperolehnya
dengan jalan menggerakkan bulu getar. Getarannya ini menimbulkan arus air
menuju ke arahnya.
Kutu air
Kutu air yang dimaksud di
kalangan perikanan bukan kutu, tetapiudang renik Cladocera. Di antara
sekian banyak udang renik Cladocera yang terkenal dan sering hadir di kolam dan
perairan umum ialah Moina dan Daphnia.
Bentuk tubuh mereka pipih
bening tembus pandang sehingga terlihat “jeroan”nya, termasuk telur – telurnya
yang disimpan rapi. Embrionya berkembang terus dalam kantung telur ini hingga
setengah dewasa, sampai akhirnya keluar.
Makanan kutu air barupa
ganggang dan detritus. Pengambilan makanan dilakukan dengancara unik, seperti Brachionus.
Hanya saja gerakan air ini dilakukan dengan menggunakan kakinya. Nah, andaikata
infusaria dalam kolam tidak kita panen, maka ia akan menjadi santapan kutu air.
Cacing sutra
Cacing juga merupakan makanan
alami yang sangat akrab dengan kehidupan ikan hias. Cacing ini hidup diatas
perairan yang banyak mengandung bahan organic. Sungai dijakarta banyak membawa
sisa pembongkaran juga merupkan lahan yang subur bagi berkembangbiakannya
cacing berwarna merah mirip benang ini. Selain di sungai, ia juga banyak
ditemukan di dasar selokan yang airnya mengalir perlahan – lahan, misalnya
comberan.
Sepintas lalu cacing yang juga
dinamai Tubifex ini mirip benang merah yang kusut, karena merekasuka
begerombol. Ujung tubuhnya yang bebas melambai – lambai meliuk – liuk mirip
gerakan penari jaipongan. Warna badannya merah darah, meskipun terkadang ada
pula yang berwarna bening.
Sebagai makanan yang nikmat
bagi ikan hias, cacing ini terkenal mampu memacu pertumbuhan anak ikan.bagi
induk ikan lagi bunting, ia memang kurang cocok, karena dikhawatirkan bisa menghambat
keluarnya telur. Sebab kandungan lemak dari cacing itu diduga akan menyumbat
saluran telur induk ikan.
Jentik nyamuk
Satu lagi makanan yang
terkenal berprotein tinggi ialah jentik nyamuk. Makanan yang disukai hamper
semua jenis ikan tanpa risiko sampingan. Jentik nyamuk yang tak lain dari larva
nyamuk itu sebetulnya bukanlah mahluk air asli. Ia berasal dari filum
Arthopoda, kelas Insecta, subkelas Pterygota, dari ordo Diptera. Larva nyamuk
ini berasal dari nyamuk biasa, artinya nyamuk biasa mengganyang kita di rumah.
Jadi buka larva nyamuk Anopheles, Aedes maupun Thelobia, yang ganas itu.
Jentik nyamuk ini biasanya
mudah dan banyak ditemukan di air selokan, comberan, parit, rawa, dan
sebagainya. Berbeda dengan tubifex, nyamuk ini justru butuh tempat yang
tergenang untuk berkembangbiak. Lebih dari itu,makanannyamuk betina ini pun
berbeda dengan nyamuk jantan. Jika nyamuk betina gemar darah manusia, maka si
jantan cukup menghisapcairan pada daun. Sedangkan larvanya menyukai detritus,
jasad renik seperti ganggang, ragi dan bakteri.
Larva nyamuk ini bergerak dengan
jalan menggerak – gerakan badannya. Ia tidak memiliki alat khusus untuk
membantunya berpindah tempat. Mereka mengambil oksigen dari udara dengan alat
bernama trachea. Maka tidak heran jika larva ini tahan hidup bergerombol pada
tempat yang miskin oksigen,misalnya di lingkungan yang tergenang.
Jentik nyamuk ini tergolong
sangat cocok diberikan bagi induk ikan hias yang telah atau akan kawin, karena
selain ukurannya pas, juga kandungan proteinnya tinggi. Bahkan induk yang telah
bertelur akan cepat matang telur kembali jika diberi jentik nyamuk.
Cara Mengkultur Makanan Alami nya:
Berikut ini cara
mengkulturjenis-jenis makananalamai tersebut di atas.
Mengkultur infusoria
Untuk memproduksi infusoria
cukup disiapkan wadah dari akurium berbagai ukuran. Kalau ini sulit disediakan
karena butuh biaya, misalnya, paso pun bisa. Kalau ini pun tak ada, pinci pun
jadilah. Sebagai medium kulturnya gunakanlah daun kobis, selada, talas, atau
daun tanaman lain mudah hancur. Tapi sebelumnya buanglah dulu tangkainya karena
sulit hancur.
Daun kemudian kita rebus
dengan air dalam panci sampai hancur. Setelah menjadi “bubur” lalu kita
masukkan ke dalam wadah tadi dan beri air sedikit sebagai peralut. Lantas kedalam
bubur ini kita tulari dengan bibit infusaria. Caranya, masukkan satu atau dua
sendok air selokan/comberan yang kondisi airnya agak keruh. Sebab, air semacam
inilah yang banyak mengandung bibit infusoria.
Selanjutnya bubur daun dalam panci yang telah
diberi bibit infusaria ini di taruh di tempat teduh tanpa tutup supaya tidak
kekurangan usada pernafasan. Biasanya pada hari kedua sudah dapat diharapkan
ada infusoria yang tumbuh. Kahadiran infusoria ini ditandai dengan timbulnya
lapisan putih keruh dipermukaan air. Cara menanamnya dilakukan dengan mengambil
langsung cairan itu dan memberikan langsung kepada benih ikan yang sudah habis
kuning telurnya. Jadi makanan ini hanya ideal bagi benih ikan yang masih muda.
Kalau ikan sudah besar, bisa diberi makanan lain yang lebih besar.
Kultur rotifera
Kultur rotifer dapa dilakukan
dalam bak atau kolam yang luas. Kolam seluas 10m2 mula
– mula diberi pupuk kandang ( bisa dibilang kotoran ayam) kering sebanyak 10kg
ditambah 0,15kg TSP, dan 0,15kg Urea, di tambah 0,15kg kapur tohor untuk
mencegah jangan timbul suasana terlalu asam.
Sebelum semua bahan itu
ditabur, kolam dibersihkan dulu lalu dikeringakan untuk membunuh benih ikan
liar dan hama seperti anak kodok, siput dan sebagainya. Pengeringan pada cuaca
terik cukup 2-3 hari saja. Jika mendung sebaiknya sampai lima hari z. sedangkan
jika digunakan bak, pengeringan cukup sehari z.
Sebelum kolam kering, pupuk
tersebut disebar rata, lalu air dimasukkan setinggi 50cm. jika pengisian air
ini sudah mencapai batas yang diingikan, air dihentikan dan pintu pemasukan
ditutup rapat. Biasanya bila air yang masuk empat hari, rotifer sudah tumbuh.
Untuk menangkapnya dapat dipakai jala plankton, yaitu jala yang bermata jala 40
milimikron.
Agar rotifer ini tidak dimakan
oleh binatang lain dari luar, maka pintu pemasukan air harus diberi saringan.
Ini perlu diperhatikan terutama saat kita mengisi air ke dalam kolam yang sudah
ditaburi pupuk.
Pembiakkan kutu air
Membiakkan kutu air tidak jauh
beda dengan rotifera. Setelah dilakukan persiapan dan kolam sudah diisi air
maka pada hari ketiga benih daphnia boleh dimasukan. Benih daphnia dan moina
ini dapat dibeli di toko penjual benih kutu air ( pedagang makanan ikan hias ).
Penebaran benih ini perlu, karena air dimasukkan ke dalam kolam atau bak tadi
belum tentu membawa bibit kutu air. Penebaran ini biasanya hanya pertama kali
saja. Untuk berikutnya, benih ini sudah menyebar ke segala penjuru kolam.
Pada hari ketujuhsejak
pemasukan airnya, kutu air sudah dapat dipanen. Panenan sebaiknya dilakukan
pagi hari disaat udara sejuk. Sebab pada suasana seperti ini kutu air akan
berkumpul di permukaanair sehingga memudahkan kita menangkapnya. Sedangkan pada
siang hari, mereka sudah bersebunyi ke bawah menghindari terik. Panen kutu air
ini dapat dilakukan dengan serokan biasa yang terbuat dari kain strimin.
Baik kultur rotifer maupun
kutu air dapat bertahan dalam waktu yang
cukup lama (dua bulan ). Namun setiap minggu sekali harus dilakukan penambahan
pupuk kandang yang dimasukkan dalam karung yang dilubangi dan diapungkan dalam
kolam.
Membiakkan cacing sutra
Cacing sutra juga dibiakkan
dalam bak yang bentuknya dibuat agak memanjang atau bisa pula dalam saluran
air. Caranya, dasar bak lebih dulu dilapisi dengan lumpur halus. Bahan paling
baik untuk melapisi dasar bak ini ialah sampah yang sudah hambir membusuk. Bia menggunakan
lumpur, lumpur biasa diambil dari dasar sungai sehingga sudah lengkap dengan
bibit cacingnya.
Tebal lumbur ini cukup 5 cm.
bahan tambahan untuk penyubur adalah pupuk kandang sebanyak 50 gr/m2‑.
Pupuk ini sebelumnya diaduk dulu dengan lumpur tadi sehingga benar – benar menjadi
satu. Lantas ke dalam bak ini dimasukkan air yang dibuat mengalir perlahan –
lahan di seluruh permukaan bak tadi. Air ini gunanya untuk mejaga kesegaran
atau kesejukan serta menambah oksigen dan membuang sisa kotoran yang merugikan.
Kemudian bibit cacing tubifex
disebar rata. Biasanya bila lingkungan dalam bak ini cocok dengan kemauan
cacing merah ini, maka dalam jangka dua hari akan terlihat cacing itu mulai
berkembang biak. Guna mencegah sengatan matahari berlebihan – mengingat cacing
ini lebih membutuhkan suasana gelap – sebaiknya di atas bak ditutup dengan daun
pisang.
Kalau gerombolan cacing ini di
dalam lumpur sudah terlihat cukup banyak panen pun sudah dapat dilakukan. Cara panenya
cukup merogoh dan mengangkatnya dengan tangan telanjang. Cacing bersama lumpur
yang dipanen itu lalu dibersihkan dengan air. Cara budidaya ini memang tidak
bisa menandingi hasil cacing produksi sungai. Tetapi setidaknya kita tidak
perlu turun ke kali atau membelinya dari pecari cacing.pencarian cacing inidilaakukan
di daerah perkotaan di kali – kali kecil yang airnya mengalir perlahan -lahan.
Membiakkan jentik nyamuk
Membudidayakan jentik nyamuk
berarti mempersiapkan tempat untuk memikat induk nyamuk betina agar mau
bertelur. Tempatnya berupa bak berisi air yang ukurannya boleh 2 x 3 m, 2 x 2
m atau
2 x 1 m. kalau tidak ada bak semen, boleh juga kolam tanah biasa.
Persiapkan untuk kultur jentik
nyamuk ini sama persis dengan pembiakkan kutu air. Diberi pupuk kandang dengan
dosis 1kg permeter persegi.campuran lain tidak ada, kecuali kalau bisa kolam
alias bak ini dibuat dekat selokan atau coberan karenaditempat seperti itulah
banyak berkeliaran nyamuk.
Dalam tempo tiga hari biasanya
nyamuk sudah berdatangan dan hinggap di bak yang kita siapkan. Dan tidak lebih
dari seminggu, jentik –jentik yang suka bergoyang itu sudah dapat kita raup. Caranya
dengan bantuan serok yang biasa dibuat dari kain strimin. Nah, sebelum
diberikan kepada ikan, sebaiknya dicuci dulu sampai bersih.
Jika dirasakan nyamuk – nyamuk
sudah berkurang hasilnya, maka itu pertanda pupuk harus diperbarui lagi. Ada pula
yang menambahkan batang/gedebok pisang yang sudah dicacah sebagai pemikat induk
nyamuk. Demikianlah dilakukan pembaruan pemupukan berulang – ulang, bila
dirasakan hasilnya sudah mulai berkurang.
Untuk pakan burayak ikan umur 3 hari lebih praktis pakai microworm aja. Ane jual dan siap dikirim keseluruh indonesia invite pin 5C6AABCA
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletekami sedia pakan alami phytopalnkton dan zooplankton sistem kultur per paket.
ReplyDeleteyang berminat silakan add FB saya : ugo.takeshimura@ymail.com